Upaya Mendekatkan Disparitas Cakupan Vaksinasi Covid 19 Di Solo Raya

Kondisi pandemi covid-19 di Indonesia belum ada tanda-tanda mereda, apalagi terkendali. Hal ini juga terjadi di daerah Solo Raya yaitu kota Surakarta sebagai tempat aktivitas utama dan 6 Kabupaten sebagai daerah penyangganya. Angka kejadian dan angka kematian covid-19 masih tinggi. Berbagai upaya telah dilakukan termasuk PPKM darurat, menyiapkan bed tambahan di rumah sakit, dan program vaksinasi

Cara vaksinasi ini dipandang sebagai salah satu cara yang efektif untuk mengendalikan pandemi covid 19. Berbagai respon telah beredar di tengah masyarakat, banyak yang setuju dan antusias untuk mendapatkan vaksin tersebut, ada juga yang menolak vaksinasi, tapi ada juga yang masa bodoh dengan program pemerintah ini.
Fakultas Kedokteran UNS yang dimotori oleh Riset Group Respiratory Tropical Disease telah melakukan pendampingan ke desa Sepat Masaran Sragen untuk memberikan edukasi yang dilakukan dua tahap, yaitu tahap pertama adalah penyuluhan tentang vaksinasi yang diikuti oleh para kader Jogo tonggo titik pada kegiatan tahap pertama ini dilakukan pada tanggal 20 Maret 2021. Pada tahap kedua 2 yaitu dengan melakukan assesment terhadap persepsi masyarakat tentang vaksinasi yang dilakukan pada 6 Juni 2021 kepada seluruh masyarakat desa Sepat Masaran Sragen secara acak.
Beberapa evaluasi yang didapatkan dari kegiatan pendampingan ini
a. Sebagian besar (76%) reponden adalah lulusan sekolah menengah, hanya 8% dari perguruan tinggi dan 16% dari SD. Sebagian besar(>70%) sudah memahami tentang vaksinasi, diantaranya tentang tujuan vaksinasi, persyaratan vaksinasi, bagaimana pembiayaan vaksinasi dan efek samping vaksinasi. Hasil yang cukup mengherankan adalah responden yang setuju untuk ikut program vaksinasi ini hanya 51% sedangkan yang tidak akan ikut 31%. Sisanya yaitu 14% menjawab tidak tahu dan 4% belum memberikan jawaban.


Gambar 1. Kegiatan edukasi kepada masyarakat tentang vaksinasi Covid 19, di desa Sepat Masaran Sragen

b. Angka 31% dari responden yang tidak bersedia ikut program vaksinasi memang perlu dieksplorasi lebih jauh, mengapa mereka tidak bersedia? Jangan sampai kelompok ini akan mendapatkan informasi yang tidak benar tentang permasalahan vaksinasi ini. Sedangkan 14% dari responden yang tidak tahu dan 4% tersebut cenderung untuk bersedia mengikuti program vaksinasi. Tentunya dengan pendekatan yang baik dan tepat sekitar 14% yang tidak tahu harus mengikuti vaksinasi dan 4% yang belum memilih, berpeluag untuk memberikan pilihan mengikuti program vaksinasi oleh pemerintah.